InfoIslamiToday - Kisah memilukan ini terjadi di stasiun Palmerah, Jakarta. Kisah seorang ayah yang ditinggal istrinya entah kemana dan tidak mempunyai biaya untuk pulang. Di badannya ada dua balita yang digendong di depan dan belakang.
Seoranng netizen membagikan kisah mengenai pria yang bernama Andi ini di Kisah memilukan ini terjadi di stasiun Palmerah, Jakarta. Kisah seorang ayah yang ditinggal istrinya entah kemana dan tidak mempunyai biaya untuk pulang. Di badannya ada dua balita yang digendong di depan dan belakang.
Seoranng netizen membagikan kisah mengenai pria yang bernama Andi ini di akun Facebooknya dan banyak membuat netizen menangis. Kisah yang dialami pria ini benar benar menyentuh hati banyak orang terutama kaum ibu ibu.
“Saya aja waktu nulis itu mrebes mili, karena saya sendiri punya anak masih bayi. Masih mamah baru punya anak, enggak paham aja kenapa (ada ibu) bisa ninggalin anak gitu.”
Inilah komentar Putri saat diwawancarai sebuah media lokal beberapa saat yang lalu. Ia benar benar tidak habis pikit ada ibu yang tega seperti itu. Bahkan sebagai seorang ibu ia mempunyai banyak pertanyaan dalam dirinya
“baju anaknya nggak dibawa? memang anaknya enggak dimandikan… dan seterusnya,”
Ia lalu membagikan cerita Pak Andi ini dalam halaman Facebooknya supaya netizen bisa ikut mendoakan Pak Andi supaya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.
Namanya Pak Andi Sudirman (nama belakangnya saya lupa). Sosok dengan 2 gembolan anak depan belakang ini menyita pandanganku seketika di jalan pulang di stasiun Palmerah sore ini. tadinya aku hendak mengingatkannya utk tidak menggendong anak lelakinya di belakang seperti itu. Lehernya peletat peletot karena guncangan, dan gendongan itu tak sanggup menopang kepalanya. Sy takut lehernya patah. Langkah saya memelan, tertarik mendekatinya.
Tapi sy keburu diserobot ibu2 berkerudung hijau. Dia menanya2i bapak ini. Sy tetap mendekat dan mendengar jawabannya.
“Saya dari Palembang. Istri saya ninggalin kedua anak saya ini. Dia kabur nggak tau ke mana. Saya nggak punya tempat tinggal. Nggak ada saudara. Saya baru dari dinas sosial, tapi nggak diberi solusi. Saya cuma mau pulang ke Sulawesi, tapi nggak bisa beli tiket. Tiketnya 425 ribu. Anak juga bayar. Sy ke TVRI juga, tapi disuruh ke tali kasih. Saya bilang, anak saya nggak sakit, sy cuma mau pulang.”
Kereta menuju Tn Abang datang, dan saya membuntutinya.
Seketika seorang lelaki muda memberinya tempat duduk. Si ibu berkerudung hijau diberi tpt duduk pula di samping bapak berbaju lusuh ini. Tampangnya kelihatan capek sekali. Cerita terus bergulir dari mulutnya. Ingus anak perempuannya yg digendong di depan meler. Seorang ibu menawarkan tissue kering. Yang lain memberi sekantong Mitu. Ternyata saya nggak sendirian. Seorang ibu2 lain pula membuntutinya. saat saya menengok, si ibu sudah siap memberi uang 150 ribu. Itu dari ibu ibu di sebelah ibu2 yang ternyata juga tertarik dgn Pak Andi.
Seoranng netizen membagikan kisah mengenai pria yang bernama Andi ini di Kisah memilukan ini terjadi di stasiun Palmerah, Jakarta. Kisah seorang ayah yang ditinggal istrinya entah kemana dan tidak mempunyai biaya untuk pulang. Di badannya ada dua balita yang digendong di depan dan belakang.
Seoranng netizen membagikan kisah mengenai pria yang bernama Andi ini di akun Facebooknya dan banyak membuat netizen menangis. Kisah yang dialami pria ini benar benar menyentuh hati banyak orang terutama kaum ibu ibu.
“Saya aja waktu nulis itu mrebes mili, karena saya sendiri punya anak masih bayi. Masih mamah baru punya anak, enggak paham aja kenapa (ada ibu) bisa ninggalin anak gitu.”
Inilah komentar Putri saat diwawancarai sebuah media lokal beberapa saat yang lalu. Ia benar benar tidak habis pikit ada ibu yang tega seperti itu. Bahkan sebagai seorang ibu ia mempunyai banyak pertanyaan dalam dirinya
“baju anaknya nggak dibawa? memang anaknya enggak dimandikan… dan seterusnya,”
Ia lalu membagikan cerita Pak Andi ini dalam halaman Facebooknya supaya netizen bisa ikut mendoakan Pak Andi supaya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.
Namanya Pak Andi Sudirman (nama belakangnya saya lupa). Sosok dengan 2 gembolan anak depan belakang ini menyita pandanganku seketika di jalan pulang di stasiun Palmerah sore ini. tadinya aku hendak mengingatkannya utk tidak menggendong anak lelakinya di belakang seperti itu. Lehernya peletat peletot karena guncangan, dan gendongan itu tak sanggup menopang kepalanya. Sy takut lehernya patah. Langkah saya memelan, tertarik mendekatinya.
Tapi sy keburu diserobot ibu2 berkerudung hijau. Dia menanya2i bapak ini. Sy tetap mendekat dan mendengar jawabannya.
“Saya dari Palembang. Istri saya ninggalin kedua anak saya ini. Dia kabur nggak tau ke mana. Saya nggak punya tempat tinggal. Nggak ada saudara. Saya baru dari dinas sosial, tapi nggak diberi solusi. Saya cuma mau pulang ke Sulawesi, tapi nggak bisa beli tiket. Tiketnya 425 ribu. Anak juga bayar. Sy ke TVRI juga, tapi disuruh ke tali kasih. Saya bilang, anak saya nggak sakit, sy cuma mau pulang.”
Kereta menuju Tn Abang datang, dan saya membuntutinya.
Seketika seorang lelaki muda memberinya tempat duduk. Si ibu berkerudung hijau diberi tpt duduk pula di samping bapak berbaju lusuh ini. Tampangnya kelihatan capek sekali. Cerita terus bergulir dari mulutnya. Ingus anak perempuannya yg digendong di depan meler. Seorang ibu menawarkan tissue kering. Yang lain memberi sekantong Mitu. Ternyata saya nggak sendirian. Seorang ibu2 lain pula membuntutinya. saat saya menengok, si ibu sudah siap memberi uang 150 ribu. Itu dari ibu ibu di sebelah ibu2 yang ternyata juga tertarik dgn Pak Andi.
No comments:
Post a Comment